Minggu, 27 November 2016

Susunan Teks ikhtisar



1.Pengertian ikhtisar
   Pada dasarnya ikhtisar sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya,keduanya mengambil bentuk kecil dari suatu karangan panjang.perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang membangun karangan itu terserah pada pembuat ikhtisar untuk mengambil inti ia bebas mengambil kata-kata asal tetap menunjukkan inti dari bacaan tersebut
2.ciri-ciri ikhtisar
   1.Tidak mempertahankan gagasan
   2.Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpan dari inti
   3.Tujuannya untuk mengambil inti
3.Perbedaan antara rangkuman,ringkasan,dan ikhtisar
  - Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulisan
-Rangkuman Adalah ekstrak dari suatu tulisan, berita atau sesuatu pembahasan, sehingga bisa menyimpulkan dengan singkat suatu tulisan, berita atau pembahasan tersebut.
-Pada dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari suatu karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil inti dia bebas mengambil kata-kata, asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.
4.Langkah-langkah menyusun ikhtisar
a. Menetapkan tujuan membaca gagasan apa yang saya butuhkan?
b. Membaca dengan cermat apa relevasi gagasan yang saya perlukan itu dalam konteks tulisan saya ini?
c. Mencatat gagasan yang penting dari sudut pandang penyusunan ikhtisar dengan kata-kata sendiri.
d. Menyusun kerangka tulisan.
e. Menulis ikhtisar.
f. Mengecek kembali tulisan asli untuk meyakinkan bentuk semua gagasan yang penting telah terjadi.
g. Mengoreksi kesalahan bahasa dan kesalahan cetak.
5.Cara membuat Ikhtisar

1. Membaca naskah asli
Langkah pertama dalam perbuatan ikhtisar adalah membaca naskah asli satu atau dua ali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pedagang serta sudut pandangnya.

2. Mencatat gagasan utama
Setelah penulis menangkap maksud, kesan umum, dan sudut pandang pengarang asli, maka langkah selanjutnya mencatat semua gagasan utama atau gagasan yang penting.
3. Menulis ikhtisar
Yang menjadi dasar sinopsis itu adalah ringkasan dan abstrak cara membuat
6.cara menyusun ikhtisar
· menetapkan tujuan membaca
·  membaca dengan cermat
· mencatat gagasan utama 
· menyusung kerangka tulisan 
·   memeriksa tulisan asli
7.struktur kebahasaan ikhtisar
  1.Tidak mempertahankan gagasan
  2.Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpan dari inti
  3.Tujuannya untuk mengambil inti




Rabu, 16 November 2016

ANALISIS STRUKTUR TEKS HIKAYAT BUNGA KEMUNING




UNSUR INTRINSIK
Alur/plot         : AlurMaju
                        Bukti :karnadalamceritainitidakmenceritakantentangmasalalu.

Tema              : Kekeluargaan, KerajaandanKasihsayangtulusseoranganakkepada                           ayahnya.

Latar/setting  :
1.    Latartempat :
Kerajaan (bukti: hikayatinimengisahkantentangkerajaanjamandahulu.)
Taman (bukti :tanparagu, putrikuningmengambilsapudanmulaimembersihkantamanitu.)
Danau (bukti :ketika sang raja tiba di istanakesembilanputrinyamasihbermain di danau.)
Terasistana (bukti :sementaraputrikuningsedangmerangkaibunga di terasistana.)
2.    Latarwaktu :Padazamandahulukala
3.    Latarsuasana :Sedih (bukti: berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, takada yang berhasilmenemukanPutriKemuning. Raja sangatsedih."Akuini ayah yang buruk," katanya.)

Tokoh:
1.      Protagonis       : Raja danPutriKuning
2.      Antagonis        : PutriJingga, PutriNila, PutriHijau, PutriKelabu, PutriOranye, PutriMerahMerona, PutriKuningdan 2 putrilainnya.

Karakertokoh-tokoh
1.      Raja :
Bijaksana (bukti: sang raja dikenalsebagai raja yang bijaksana)
Penyayang (bukti: sang raja sangatmenyayangianak-anaknya)
2.      Putrikuning :
Baikhati (bukti: karnaparainangsibukuntukmenurutipermintaankakak-kakaknya, tamanmenjaditidakada yang membersihkan. Tapidengansenanghatiputrikuningmaumembantumembersihkantaman.)
Penyabar(bukti: “Haipelayan! Masihadakotorannih!” ujarseorang yang lain sambilmelemparkansampah. Taman istana yang sudahrapi, kembaliacak-acakan.Putrikuningdiamsajadanmenyapusampahsampahitu.) 
Ramah (bukti: Sebaliknyaiaselaluriangdantersenyumramahkepadasiapa pun.)
3.      PuteriHijau         : Jahat,  mudahiri (bukti: PuteriHijaumelihatPuteriKuningmemakaikalungbarunya. "Wahaiadikku, bagusbenarkalungmu!Seharusnyakalungitumenjadimilikku, karenaakuadalahPuteriHijau!" katanyadenganperasaaniri)
4.      Kakak-kakakputrikuning :Nakal, manja, jahat. (bukti: seringmembentakinangpengasuhdanmenyuruhpelayan agar menurutimereka, merampaskalungputrikuning, menangkapdanmemukulkepalaputrikuningsampaiputrikuningmeninggaldanmenguburnyatanpamemberitahuayahnya (raja).

Sudut Pandang          : Orang Pertamadan orang ketiga.

Amanat :
-Berlakubaiklahkepadasesamasaudarakita
-Berfikirlahterlebihdahuluketikakitaakanbertindak



UNSUR EKSTRINSIK
NilaiSosial
Mencobauntuklebihbaik
Nilai Agama
Berbuatbaikwalaupundibalaskejahatan
(Bukti agama islam)
“Sesungguhnyarahmat Allah Swtamatdekatkepada orang-orang yang berbuatbaik.”(QS. Al-A’raf: 56)
“Dan berbuatbaiklahkepadaibu-bapak, karibkerabat, anak-anakyatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekatdantetangga yang jauh, temansejawat, ibnusabil (orang yang bepergian) danhambasahayamu (pembantu).” (QS. An-Nisa [4]: 36).
“Balaslahperbuatanburukmerekadenganyglebihbaik.Kami lebihmengetahuiapa yang merekasifatkan.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 96)
“Tidakadabalasanuntukkebaikanselainkebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]: 60).
“Merekaitudiberipahaladua kali lipatdisebabkankesabaranmerekadanmerekamenolakkejahatandengankebaikandansebagiandariapa yang telah Kami rezekikankepadamereka, merekanafkahkan.”(QS. Al-Qashash [28]:54)
“Siapa yang datangmembawakebaikan, baginyapahala yang lebihbaikdaripadakebaikannyaitu; dansiapa yang datangmembawakejahatan, tidaklahdiberibalasankepada orang-orang yang telahmengerjakankejahatanitu, melainkanseimbangdenganapa yang dahulumerekakerjakan.” (SQ. Al-Qashash [28]:84)
Allah Ta’ala berfirman,
إِذَازُلْزِلَتِالْأَرْضُزِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِالْأَرْضُأَثْقَالَهَا (2) وَقَالَالْإِنْسَانُمَالَهَا (3) يَوْمَئِذٍتُحَدِّثُأَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّرَبَّكَأَوْحَىلَهَا (5) يَوْمَئِذٍيَصْدُرُالنَّاسُأَشْتَاتًالِيُرَوْاأَعْمَالَهُمْ (6
فَمَنْيَعْمَلْمِثْقَالَذَرَّةٍخَيْرًايَرَهُ (7) وَمَنْيَعْمَلْمِثْقَالَذَرَّةٍشَرًّايَرَهُ (8)
Apabilabumidigoncangkandengangoncangan (yang dahsyat), danbumitelahmengeluarkanbeban-bebanberat (yang dikandung)nya, danmanusiabertanya: “Mengapabumi (menjadibegini)?”, padahariitubumimenceritakanberitanya, karenasesungguhnya Rabbmu telahmemerintahkan (yang sedemikianitu) kepadanya. Padahariitumanusiakeluardarikuburnyadalamkeadaanbermacam-macam, supayadiperlihatkankepadamereka (balasan) pekerjaanmereka. Barangsiapa yang mengerjakankebaikansekecilapa pun, niscayadiaakanmelihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakankejahatansekecilapa pun, niscayadiaakanmelihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)

فَمَنْيَعْمَلْمِثْقَالَذَرَّةٍخَيْرًايَرَهُ (7) وَمَنْيَعْمَلْمِثْقَالَذَرَّةٍشَرًّايَرَهُ (8)
Barangsiapa yang mengerjakankebaikansekecilapa pun, niscayadiaakanmelihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakankejahatansekecilapa pun, niscayadiaakanmelihat (balasan)nya pula.“
يَوْمَتَجِدُكُلُّنَفْسٍمَاعَمِلَتْمِنْخَيْرٍمُحْضَرًاوَمَاعَمِلَتْمِنْسُوءٍتَوَدُّلَوْأَنَّبَيْنَهَاوَبَيْنَهُأَمَدًابَعِيدًا
Padahariketikatiap-tiapdirimendapatisegalakebajikandihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telahdikerjakannya; iainginkalaukiranyaantaraiadenganhariituadamasa yang jauh.“ (QS. Ali Imran: 30).

?Nilai Moral
Keburukanakanterbongkardengansendirinyawalaupunditutupi.
NilaiBudaya
Sopandansantunkepada orang tua, Padajamandahulutentangpemberiannamaputriatauputra.

Gaya Bahasa :
Majasmetafora :Batangnyabagaikanjubahputeri, daunnyabulatberkilaubagaikalungbatuhijau, bunganyaputihkekuningandansangatwangi!

Majasironi       : "Wahaiadikku, bagusbenarkalungmu! Seharusnyakalungitumenjadimilikku”
MajasParadoks :Meskipunkecantikanmerekahampirsama, sibungsuPuteriKuningsedikitberbeda, Iatakterlihatmanjadannakal. Sebaliknyaiaselaluriangdandantersenyumramahkepadasiapapun. Ialebihsukabebergiandenganinangpengasuhdaripadadengankakak-kakaknya.

Minggu, 13 November 2016

Hikayat Abu nawas




Hikayat Abu Nawas – Ibu Sejati
  Kisah ini mirip dengan kejadian pada masa Nabi Sulaiman ketika masih muda.
Entah sudah berapa hari kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang ibu yang sama-sama ingin memiliki anak. Hakim rupanya mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan yang mana sebenarnya yang menjadi ibu bayi itu.
  Karena kasus berlarut-larut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda Raja untuk minta bantuan. Baginda pun turun tangan. Baginda memakai taktik rayuan. Baginda berpendapat mungkin dengan cara-cara yang amat halus salah satu, wanita itu ada yang mau mengalah. Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja Harun Al Rasyid justru membuat kedua perempuan makin mati-matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Baginda berputus asa.
Mengingat tak ada cara-cara lain lagi yang bisa diterapkan Baginda memanggil Abu Nawas. Abu Nawas hadir menggantikan hakim. Abu Nawas tidak mau menjatuhkan putusan pada hari itu melainkan menunda sampai hari berikutnya. Semua yang hadir yakin Abu Nawas pasti sedang mencari akal seperti yang biasa dilakukan. Padahal penundaan itu hanya disebabkan algojo tidak ada di tempat.

  Keesokan hari sidang pengadilan diteruskan lagi. Abu Nawas memanggil algojo dengan pedang di tangan. Abu Nawas memerintahkan agar bayi itu diletakkan di atas meja.

“Apa yang akan kau perbuat terhadap bayi itu?” kata kedua perempuan itu saling memandang. 

Kemudian Abu Nawas melanjutkan dialog.
“Sebelum saya mengambil tindakan apakah salah satu dari kalian bersedia mengalah dan menyerahkan bayi itu kepada yang memang berhak memilikinya?”

“Tidak, bayi itu adalah anakku.” kata kedua perempuan itu serentak.

“Baiklah, kalau kalian memang sungguh-sungguh sama menginginkan bayi itu dan tidak ada yang mau mengalah maka saya terpaksa membelah bayi itu menjadi dua sama rata.” kata Abu Nawas mengancam.
Perempuan pertama girang bukan kepalang, sedangkan perempuan kedua menjerit-jerit histeris.

“Jangan, tolongjangan dibelah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu seutuhnya diserahkan kepada perempuan itu.” kata perempuan kedua.
   Abu Nawas tersenyum lega. Sekarang topeng mereka sudah terbuka. Abu Nawas segera mengambil bayi itu dan langsurig menyerahkan kepada perempuan kedua.
  Abu Nawas minta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena tak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya disembelih. Apalagi di depan mata. Baginda Raja merasa puas terhadap keputusan Abu Nawas. Dan .sebagai rasa terima kasih, Baginda menawari Abu Nawas menjadi penasehat hakim kerajaan. Tetapi Abu Nawas menolak. la lebih senang menjadi rakyat biasa