Teks Anekdot
Calon Anggota
MPR
Suatu hari Pak Jono dan Pak Hari bertemu di sebuah kantin yang brada dalam
gedung KPU.
Pak Jono dan Pak Hari merupakan salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan diri untuk menjadi anggota MPR. Suatu ketika saat mereka selesai menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU mereka menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah kantin yang berada di dalam gedung.
Pak Jono dan Pak Hari merupakan salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan diri untuk menjadi anggota MPR. Suatu ketika saat mereka selesai menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU mereka menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah kantin yang berada di dalam gedung.
Pak Jono : “Jika nanti kita terpilih menjadi anggota MPR apa yang akan kamu
lakuin?“
Pak Hari : “Saya akan menjadi anggota MPR
yang memperjuangkan aspirasi rakyat, sebab, dari awal kita telah dititipi
aspirasi oleh rakyat. Jadi sebagai wakil rakyat kita harus menjalankan amanah
tersebut sebaik-baiknya sehingga dapat tercipta kehidupan masyarakat yang sejahtera,
masyarakat yang adil, serta masyarakat yang makmur”.
Pak Jono pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Hari mengenai
pertanyaan yang sebelumnya ia tanyakan. Namun setelah itu Pak Jono melontarkan
satu pertanyaan lagi.
Pak Jono : “Kalo pendapatmu tentang korupsi apa?”.
Pak Hari: “Kalo kurupsi itu menurut saya merupakan tindakan yang tak
bermoral yang seharusnya tidak dilakukan oleh siapa pun termasuk kita sebagai
wakil rakyat yang telah diberikan amanah oleh rakyat agar kelak kita dapat
menciptakan masyarakat yang sejahtera bersama-sama. Jika saya menjadi anggota
MPR nanti saya akan membuat mengenai hukuman yang cocok bagi para pelaku
koruptor, yaitu hukuman mati. Dengan cara tersebut akan membuat dampak jera
bagi oknum-oknum yang ingin korupsi”.
Mendengar jawaban dari Pak Hari tersebut entah mengapa Pak Jono malah
tertawa terbahak-bahak, lalu ia berkata
Pak Jono :” Kamu ini mau jadi anggota MPR atau majelis ta’lim??”
A.
Analisis
struktur teks anekdot
Abstraksi :
Suatu hari Pak Jono dan Pak Hari bertemu di sebuah kantin yang brada dalam
gedung KPU.
Pak Jono dan Pak Hari merupakan salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan diri untuk menjadi anggota MPR. Suatu ketika saat mereka selesai menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU mereka menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah kantin yang berada di dalam gedung.
Pak Jono dan Pak Hari merupakan salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan diri untuk menjadi anggota MPR. Suatu ketika saat mereka selesai menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU mereka menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah kantin yang berada di dalam gedung.
Orientasi :
Pak Jono : “Jika nanti kita terpilih menjadi anggota MPR apa yang akan kamu
lakuin?“
Event :
Pak Hari : “Saya akan menjadi anggota MPR
yang memperjuangkan aspirasi rakyat, sebab, dari awal kita telah dititipi
aspirasi oleh rakyat. Jadi sebagai wakil rakyat kita harus menjalankan amanah
tersebut sebaik-baiknya sehingga dapat tercipta kehidupan masyarakat yang
sejahtera, masyarakat yang adil, serta masyarakat yang makmur”.
Krisis :
Pak Jono pun manggut-manggut
mendengar jawaban dari Pak Hari mengenai pertanyaan yang sebelumnya ia
tanyakan. Namun setelah itu Pak Jono melontarkan satu pertanyaan lagi.
Pak Jono : “Kalo pendapatmu tentang korupsi apa?”.
Reaksi :
Pak Hari: “Kalo kurupsi itu menurut saya merupakan tindakan yang tak
bermoral yang seharusnya tidak dilakukan oleh siapa pun termasuk kita sebagai
wakil rakyat yang telah diberikan amanah oleh rakyat agar kelak kita dapat
menciptakan masyarakat yang sejahtera bersama-sama. Jika saya menjadi anggota
MPR nanti saya akan membuat mengenai hukuman yang cocok bagi para pelaku
koruptor, yaitu hukuman mati. Dengan cara tersebut akan membuat dampak jera
bagi oknum-oknum yang ingin korupsi”.
Koda :
Mendengar jawaban dari Pak Hari tersebut entah mengapa Pak Jono malah
tertawa terbahak-bahak, lalu ia berkata
Pak Jono :” Kamu ini mau jadi anggota MPR atau majelis ta’lim??”
Reorientasi :
Jika saya menjadi anggota MPR nanti saya akan
membuat mengenai hukuman yang cocok bagi para pelaku koruptor, yaitu hukuman
mati. Dengan cara tersebut akan membuat dampak jera bagi oknum-oknum yang ingin
korupsi
B.Analisis unsur
kebahasaan tekas anekdot
Masa lampau : Suatu hari
Sindiran : “Kalo kurupsi itu menurut saya merupakan
tindakan yang tak bermoral yang seharusnya tidak dilakukan oleh siapa pun
termasuk kita sebagai wakil rakyat yang telah diberikan amanah oleh rakyat agar
kelak kita dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera bersama-sama. Jika saya
menjadi anggota MPR nanti saya akan membuat mengenai hukuman yang cocok bagi
para pelaku koruptor, yaitu hukuman mati. Dengan cara tersebut akan membuat
dampak jera bagi oknum-oknum yang ingin korupsi”.
Humor
: ” Kamu ini mau jadi anggota MPR atau majelis ta’lim??”
Konjungsi : :” Kamu ini mau
jadi anggota MPR atau majelis ta’lim??”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar